Detik ini tak seperti detik lalu,
Menit ini pun tak seperti menit yang lalu
Entah seperti apa,
bintang itu jatuh dipelukanku...
Hingga cahaya membias mataku,
remang-remang malam kini bukan hiasan,
tapi kenistaan, aku tak rela terperangkap lagi
Dan embun itu pun membasahi wajahmu yang sayu,
tercoreng arang kelelahan,
bertualang menjalani rerumputan
di keheningan malam yang menusuk.
Air mata itu sempat kulihat jatuh berserakan,
termakan orang-orang bejat yang dahulu kawan kita...
Atau kah aku?
Aku terlalu bersalah,
tak sanggup rinai buih kutiupkan
sekedar penyejuk hatimu yang lara...
Sudah cukup kita bertualang,
dijalan yang telah menyesatkan kita,
lihatlah jalan yang telah terbentang ini...
Ia terlihat lebih mudah dari sebenarnya,
Ya memang tidak ada yang mudah bagi pemuda seusia kita
aku selalu ingin mengatakan kata ma'af kepadamu
tapi lidah ini kelu bila melihat dirimu,
Kini kita memang bukan apa-apa,
tapi apakah akan menjadi apa-apa?
Aku ingin menebus kesalahanku kepadamu,
Sekedar menyempurnakan hasrat
yang masih terpendam...
Tak ada yang tahu, kecuali Allah tentang perasaanmu
Adakah rahasia itu akan aku ketahui ?
Aku menunggu...
Menunggumu dalam kesunyian,
setelah semasa kita bersama dalam khilaf
Ma'afkan aku untuk semuanya...
Biarlah kita tak bersama lagi
demi taat pada syariatNya,
tapi jangan biarkan harapku terlalu jauh,
aku hanya ingin menyempurnakan setengah dari agamaku
dan itu hanya bisa denganmu...
Apakah kau mengerti kasih ?
Apa yang ada dilembah hatiku,
hanya ada kesejukan dan dentingan melodi kesepian
hanya harap yang ada
dan itu pun tiada...
Aku tidak mempunyai apa-apa sekarang ini,
hanya ada cinta kepadaNya,
dan do'aku selalu
dalam setiap langkahmu kasih....

Kasih, kemana sebenarnya kita kan berlayar?
Kepelabuhan kasihNya
atau kah pantai gersang tak berair
Aku tak tahu maksud kasih yang kau berikan dulu,
aku tak mengerti bisikan yang kau hembuskan,
aku tak mengerti alunan lagu yang kau nyanyikan...
Untuk siapa?
Untukku, sungguh terlalu...
Pastikan semuanya untuk penguasa Cinta,
Tempat hati kita bertambat
dan selalu tenteram
Serangkaian kata mungkin tak cukup melukiskan
perasaan kita.
Tapi sungguh, aku tak ingin melukis jasadmu
aku tak ingin mereka-reka wajahmu,
Namamu takkan terukir dihatiku,
Indahnya suaramu mungkin tak terekam
di fikiranku...
Tapi tahukah kasih,
Kau selalu mengalir di aliran darahku,
di setiap detak,
ah...
Sekali lagi aku tak ingin mereka-reka akan dirimu...
Aku tidak ingin kekotoran hatiku
mengotori hasrat kudusku untuk meminangmu...
Tak perlu takut kasih...
Bukankah kau pernah mengatakan kepadaku
" Sesungguhnya tiada yang tidak mungkin
kalau Allah berkehendak "
Katamu selalu menguatkanku,
do'amu selalu menyegarkanku...
Walau ku tak tahu bagaimana keadaanmu sekarang...
Disaat engkau berdo'a untuk keselamatanku...
dan aku pun selalu menengadahkan kedua tanganku,
di sepertiga malamku...
Memohonkan semoga Dia menjaga mu selalu...
Menjaga kehormatanmu, perkataanmu, sikap,
dan semuamu....ehm...
Dan selalu kuselipkan sepotong do'a
" Semoga Dia mengakhiri penantian ini "
Bukannya aku takut, ataupun sangsi akan janjiNya
tapi aku takut takkan sanggup menjaga hatiku
untukmu....untukmu...kasih....
Jangan kau menangis di akhir pertemuan kita,
mungkin kan terlalu sakit,
apalagi untukku yang kau tinggalkan...
Semoga Allah selalu menjagamu disana,
diseberang sana,
Tapi engkau jangan resah dengan keadaanku,
walaupun ku tertatih di tanah ini...
aku akan menunggumu,
itupun jikalau engkau bersedia aku tunggu,
tapi jika tidak...
engkau boleh melupakan aku,
carilah suami yang bisa membahagiakanmu,
yang sholeh dan paling mengerti akanmu
lebih dariku...
Tetes ini mungkin adalah akhir,
kau mungkin harus tahu,
Aku selalu menyempatkan untuk berdo'a
supaya engkau menjumpai tambatan hatimu...
Ya, mungkin diseberang sana, he...
Dengan wajah teduh,
berbadan tegap,
Dan membawa senjata laras panjang
dialah mujahidmu,
mujahid yang akan menemanimu berjuang
setelah aku tiada,
Selamat berjuang kasih,
aku tidak tahu apa yang akan kukatakan lagi padamu
Ingatlah,
Jikalau kita menolong agama Allah,
maka Allah pasti menolong kita....
Allahu Akbar !!!
Takbir itu cukup untuk membuncahkan semangatku,
menghancurkan kekuasaan kafir ini...
Dengan izinNya, semoga IzzahNya segera datang.....

;;